Sang “Pembunuh Raksasa” dari New Jersey

Awal Maret lalu, Scottie Scheffler menjadi buah bibir di PGA Tour. Ini terjadi karena keberhasilannya menyabet trofi di Arnold Palmer Invitational. Gelar tersebut merupakan yang kedua kali diraihnya dalam tiga penampilan terakhirnya hingga kunjungannya ke Bay Hill Club & Lodge, Orlando. Sejak tahun lalu, Scottie memang telah menjadi salah satu pegolf elite dunia. Kesuksesannya menaklukkan pegolf No. 1 Dunia Jon Rahm dalam duel single di turnamen beregu Ryder Cup menjadi perbincangan hangat di kalangan para pemerhati golf dunia. Berikut perjalanan karier pegolf berusia 25 tahun ini.

 Bagaimana kisah Scottie ketika berstatus amatir?

Scottie mengenal golf sejak masih usia belia ketika masih di New Jersey—kota kelahirannya. Di usia 7 tahun, Scottie pindah ke Texas. Ia beserta tiga saudara kandungnya bermain golf di Highland Park. Sepanjang tahun, kehidupan Scottie bersaudara dihabiskan di jalan—dari satu turnamen junior ke turnamen junior lain yang kebanyakan merupakan event Scottie.

Apa olahraga yang dijalani Scottie ketika SMA?

Scottie menekuni banyak olahraga, dari lacrosse, basket, baseball, football (sepakbola AS), hingga golf. Namun, akhirnya ia hanya fokus pada basket dan golf. “Sepanjang hidup saya, saya tahu betapa saya mencintai golf. Itu adalah satu-satunya olahraga yang selalu ingin saya mainkan, terlepas dari musimnya,” jelas Scottie seperti dikutip Golf Digest.

Apa saja prestasi Scottie di amatir?

Scottie pernah menjuarai US Junior Amateur pada 2013, dan juga memenangi gelar juara individu di kejuaraan antar-SMA tingkat negara bagian tiga tahun berturut-turut. Ketika kuliah University of Texas (2014-2018), Scottie yang mengalami cedera punggung bisa membantu tim golf kampusnya dalam menjuarai tiga turnamen (dan menyabet dua gelar individual) Big 12 Conference Championship. Scottie menerima penghargaan Phil Mickelson Freshman of the Year pada 2015. Ia pun menjadi anggota tim Ryder Cup Junior ketika menang di 2012 dan Walker Cup saat menang pada 2017.

Photography : Associated Press

Meski berbakat di golf, Scottie tetap ingin menyelesaikan studi di University of Texas.

Baginya, lulus sebagai sarjana merupakan hal yang penting. Scottie mengenal beberapa teman juniornya yang sukses menjadi pro lebih awal. Ia berpikir bahwa ia bisa melakukan hal yang sama. Namun, Scottie tidak mau. “Saya terlalu menikmati college golf, sehingga tidak terpikir untuk meninggalkannya,” katanya.

Ketika berstatus amatir, apa keberhasilan Scottie di turnamen profesional?

Scottie lolos ke U.S Open pada 2016 dan 2017. Di penampilan keduanya, Scottie lolos cut di turnamen major yang diselenggarakan USGA itu. Ia menjadi satu dari dua pegolf amatir (bersama Cameron Champ) yang berhasil melanjutkan permainan ke dua putaran terakhir. Scottie meraih gelar low amateur dengan total skor 1 under-par, unggul satu pukulan dari Cameron.

 Pada Juni 2018, Scottie melepaskan status amatir dan beralih ke profesional. Bagaimana awal perjalanan karier profesionalnya?

Scottie memutuskan untuk menjadi pemain profesional setelah lulus kuliah. Ia beruntung bisa main di beberapa turnamen PGA Tour. Namun, tidak ada agenda main lainnya. Telat mendaftar Mackenzie Tour di Kanada, Scottie mencoba bermain di tour mini dan kualifikasi senin untuk masuk turnamen besar. Di akhir musim, ia mencoba mengikuti Q school untuk Korn Ferry Tour. Ia berhasil masuk final stage dan mengamankan kartu tournya. Di Tour kasta kedua PGA Tour ini, Scottie bisa meraih dua gelar juara dan memimpin daftar statistik untuk birdie dan scoring average. Akhir musim 2019, Scottie mendapatkan kartu PGA Tour dan juga meraih Korn Ferry Tour Player of the Year.

Photography : AP Photo

Musim pertama Scottie di PGA Tour….

Performa Scottie tidaklah mengecewakan. Sempat masuk radar Rookie of the Year, Scottie akhirnya menyelesaikan musim 2020 dengan 18 kali lolos cut (7 di antaranya berada di Top 10) dari 23 turnamen yang diikutinya di musim itu. Sayang, ia belum menyabet satu gelar juara pun.

Scottie menjadi pilihan Kapten Steve Stricker untuk masuk tim Ryder Cup 2020. Pemilihan ini mengundang kontroversi. Mengapa demikian?

Scottie belum pernah menang di PGA Tour dan main di turnamen beregu sebagai pemain profesional. Namun, itu tidak mengubah pilihan Steve terhadap Scottie. Ia lebih memilih Scottie dibanding Patrick Reed, yang merupakan pahlawan kemenangan AS di Ryder Cup 2016. Namun, Patrick dianggap dapat berpotensi untuk merusak harmonisasi tim.

Debut Scottie di Ryder Cup 2020….

Scottie menjawab kepercayaan Steve dengan penampilan apiknya. Ia berhasil membuat rekor 2-1-0 (menang-draw-kalah). Penampilannya di partai single mengundang kekaguman ketika Scottie berhasil menjungkalkan pegolf No. 1 Jon Rahm dengan skor 4&3. Kemenangan Scottie menghentikan dominasi Jon 3-1-0 di dua hari pertama Ryder Cup. Atas hasil itu, Scottie mendapat julukan “the Giant Slayer” (pembunuh raksasa).

Photography : Mike Mulholland

Hanya dalam waktu tiga minggu, Scottie bisa meraih dua gelar juara. Apa faktor yang mendongkrak performanya hingga bisa membuahkan hasil?

Scottie berhasil meraih gelar perdana di WM Phoenix Open pada 13 Februari lalu. Tiga minggu kemudian, gelar kedua mampu dikalunginya di Bay Hill Club & Lodge, Orlando dalam Arnold Palmer Invitational. Scottie mengakui kepercayaan dirinya ini meningkat setelah mendapatkan pengalaman bermain di Ryder Cup 2020 pada September tahun lalu.

“(Berada di tim) itu sedikit mengangkat (kepercayaan diri) saya. Ini sesuatu yang saya tidak lihat terjadi pada awal karier saya. Tetapi, saya sangat bersyukur bisa berada di tim itu dan itu benar-benar cool,” kata Scottie, seperti dikutip Channelnewsasia.

Keberhasilan Scottie di Arnold Palmer mengubah posisinya di Official World Ranking.

Scottie kini menjadi pegolf No. 5 Dunia. Menariknya, kesuksesannya menapaki Top 5 World Ranking memberikan atmosfer baru di posisi elite dunia itu. Untuk pertama kali, lima pegolf di Top 5 itu berusia 30 tahun ke bawah, Jon Rahm (No. 1 Dunia, 27 tahun), Collin Morikawa (No. 2, 25 tahun), Viktor Hovland (No. 3, 24 tahun), Patrick Cantlay (No. 4, 30 tahun), dan Scottie (No. 5, 25 tahun), sejak peringkat dunia itu diperkenalkan pada 1986.

 


DATA SCOTTIE SCHEFFLER

Tanggal Lahir      : 21 Juni 1996

Awal Status Pro  : 2018

Pendidikan           : University of Texas

 

PRESTASI

2019     Evan Scholars Invitational^

Nationwide Children’s Hospital Championship^

2022    WM Phoenix Open*

Arnold Palmer Invitational*

 

* PGA Tour

^ Korn Ferry Tour

 

 

Share with

More News

Empat Asisten Kapten Tim Internasional Presidents Cup 2024 Diumumkan

Peningkatan Kualitas Turnamen Medco-Pondok Indah International Amateur 2024

Raja Baru OOM Asian Tour

14 Srikandi Profesional Indonesia

Digital Edition

Screenshot 2024-04-05 131223
April - May 2024

Kunjungan Ke Dua Destinasi Major

Screenshot 2024-02-05 at 13.13.38
February - March 2024

Pemain Terbaik Indonesia Musim 2023

Cover
December 2023 - January 2024

Juara Sejati di Jagat Golf Indonesia

cover
October - November 2023

Petualangan Viking di Benua Merah